Bagaimana jika WhatsApp bisa monetize seperti Youtube
Daftar Isi
Di Indonesia sendiri tercatat traffik pengguna messenger WhatsApp ketika libur tahun baru 2020 sebanyak 9 milliar pesan yang terkirim selama satu hari. Bisa dibayangkan bukan berapa real pengguna aktif WhatsApp di Indonesia.
Facebook sendiri sebagai induk dari applikasi WhatsApp pernah berencana akan menjual iklan di applikasi messenger WhatsApp. Namu rencana kontroversial tersebut menurut pihak internal Facebook akhirnya dibatalkan untuk dioperasionalkan. Mungkin saja ketika layanan iklan WhatsApp dijalankan, WhatsApp akan mulai menyerang Youtube sebagai satu-satunya media pengiklan terbesar di dunia.
Jika whatsapp bisa monetize
Program share revenue iklan selain Google Adsense saat ini sudah banyak sekali, namu kita lihat platform raksasa yang sudah tenar adalah Facebook Ads Break. Program seperti ini banyak diminati oleh publisher atau content creator.
Di Indonesia program periklanan seperti ini sudah hampir diketahui oleh banyak blogger dan khalayak umum saat ini. Jadi peluang untuk sukses bersama program periklanan tersebut masih sangat menjanjikan.
WhatsApp ketika akan menyusul dua raksasa periklanan harus mempunyai skema yang menarik sehingga baik advertise dan publisher akan tertarik dan berbondong-bondong untuk pindah platform. WhatsApp sendiri suatu applikasi yang bisa memunculkan video di status masing-masing account WA, jadi mudah saja bagi WhatsApp untuk menyisipi iklan didalam video tersebut.
Syarat menjadi partner publisher WhatsApp
Seperti halnya Youtube, dengan sangat ketat Staf Google mereview setiap akun yang ingin menjadi partner dari Youtube. Seperti halnya memiliki 1000 subscriber dan 4000 jam menonton dalam satu akunnya. Tentu ini akan menjadi berat ketika kamu tidak mempunyai ide liar yang bisa menarik penonton.
Seharusnya syarat menjadi publisher WhatsApp harus lebih mudah dibandingkan dengan Youtube yang sudah terlebih dahulu terkenal. Misalnya seperti berikut ini :
Memiliki 1000 teman
Hampir sama seperti Youtube, WhatsApp juga harus mempunyai teman yang bisa menonton video yang diupload oleh seorang creator WhatsApp di akunnya. Karena dengan seperti itu iklan dari advertiser bisa dilihat dan diklik oleh teman tersebut. Dan tentu video yang diupload jam tayangnya akan berubah minimal 2 – 3 hari agar bisa ditonton terus-terusan oleh temannya.
Premium Creator
Karena platform WhatsApp tidak menyimpan video yang diupload oleh setiap usernya, maka dari itu layak juga dijadikan salah satu syarat yaknik sebagai Premium Creator didalam WhatsApp. Premium creator ini bisa saja Influencer yang memang sudah memiliki banyak follower sehingga akan tercipta simbiosis mutualisme antara si creator dan WhatsApp.
Usia akun WhatsApp 5 tahun
Ini yang menurut penulis lumayan sulit, WhatsApp harus menyeleksi calon publishernya dimana akun mereka sudah aktif sejak 5 tahun yang lalu. Dimaksudkan adalah akun tersebut benar-benar real oleh manusia dan sudah tentu memiliki banyak pertemanan dalam kurun waktu 5 tahun tersebut. Berat sih terlebih jika kamu sering gonta ganti nomor seluler.
Kesimpulan
Tulisan ini hanya perandaian yang mana platform WhatsApp ini sangat simple dan ringan, jika bisa dimonetize akun WhatsApp kamu tentu ini akan membuat semangat kaum rebahan dalam menjalankan aktifitas rebahannya.
Perlu diingat sudah banyak sekali blogger-blogger yang mendapatkan rupiah dengan menjalankan program publisher Google Adsense. Dimana ada yang bersifat kolborasi dengan Youtube, Admob, dan Adsense for Blog.
Jadi ketika WhatsApp ikut berperan andil dalam memperebutkan advertiser, sepertinya program periklanan harus segera diluncurkan. Content creator akan dengan cepat menyambut dengan tangan terbuka tentunya. Dan saya sebagi blogger yang malas nulis ini akan senang jika WhatsApp bisa monetize layaknya Google Adsense dan Facebook Ad Break.
Posting Komentar